Selamat Datang di Website Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Kepala BKN Bima : Kedepan, ASN Mesti Berkelas Dunia - BKD. Prov.Kaltim

Kepala BKN Bima : Kedepan, ASN Mesti Berkelas Dunia

  Kamis, 01-04-2021   18:11   Renick   735

Balikpapan, Kaltim - Upaya keras pemerintah mewujudkan ASN berkelas dunia terus berlanjut.

Hal ini dipaparkan, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) RI Bima Haria Wibisana serta kemukakan falsafah berbagai hal penting yang terjadi saat ini khususnya terkait manajemen ASN.

Diantaranya, pemerintah merancang roadmap design reformasi birokrasi. Agar kedepannya grand design ini mampu terus relevan demi wujudkan ASN yang World Class (Berkelas Dunia).

(Keterangan gambar : Kepala BKN RI Bima Haria Wibisana saat memberikan arahan umum pada rakor kepegawaian se Kaltim tahun 2021).

"Sebenarnya, sejak awal  pemerintah sudah mempunyai roadmap reformasi birokrasi, kebetulan yang membuat tools ketika itu adalah saya saat masih menjabat sebagai direktur Aparatur Negara di Bappenas,"ungkap BBima saat membuka kegiatan sekaligus memberi pemaparan umum ketika kegiatan rapat koordinasi kepegawaian se Kaltim tahun 2021 di Hotel Grand Jatra Balikpapan, Selasa (30/3/2021).

Ketika itu, lanjutnya  tugas tadi  merupakan tugas direktur Bappenas melakukan koordinasi dengan KemenPAN RB, LAN, BKN untuk bersama-sama menyusun roadmap tersebut.

Di tahun 2010 lalu dibuatlah Perpres mengenai grand master design.

"Pertanyaannya apakah sampai saat ini Perpresnya masih relevan? sebagian iya, sebagian tidak," terangnya.

Karena itulah, dikatakan Bima Kemenpan mencoba membuat kembali roadmap baru yang lebih relevan dengan kondisi saat ini terutama berkaitan dengan masalah pandemi. Iapun  tidak menampik Pandemi memporak-poranda kan design yang berjalan saat itu.

Bicara grafik tingkat efektivitas pemerintah di Asean, Indonesia berada di paling bawah ketika itu, sekarang naik sedikit tetapi masih dibawah Singapore, Malaysia dan Thailand.

Vietnam pun saat ini mulai menyusul Indonesia pada tahun 2018, Indonesia tertinggal. Setidaknya Ia paparkan Indonesia sudah terbilang maju, henya masih terhitung lambat dibandingkan negara lain. 

"Berubah iya, tetapi kita butuh lebih cepat dari sekarang ini. itu yang harus kita kejar, kalau tidak kita akan tertinggal,"kata, Bima.

"Kita ingin mencoba merubah birokrasi kita saat ini dari yang taat betul dengan aturan berubah menjadi berdasarkan performance, dinamik, dan berkelas dunia, itu tahapan tahapannya," imbuhnya.

Kendati ASN belum  berkelas dunia, paling tidak dikatakannya sedang mengarah kesana.

Yaitu, pada Rakornas Kepegawaian sebelum pandemi, Bima menuturkan para narasumber ketika itu memprediksi kedepannya sebanyak 70 persen profesi dalam 10-12 tahun akan hilang.

Kemudian hadirnya covid merubah prediksi tersebut bukan lagi 10-12 tahun tetapi akan terjadi hanya beberapa tahun lagi, banyak jenis pekerjaan yang akan hilang.

“Saya membuat SI ASN, SAPK full digital, dilaunching pada rakornas kemarin, ini tinggal implementasinya saja, masing-masing PNS akan memasukan datanya sendiri, bukan tanggung jawab BKD. BKN dan BKD hanya sebagai pengelola saja, kalau anda terlambat update data dan mengusulkan salah sendiri.”, tegas, Bima. 

Masih terkait digitalisasi, dikatakan kedepan mungkin tidak ada lagi jabatan fungsional analis kepegawaian.

"Itu baru satu cerita jabatan fungsional (Jafung), dari 250 jafung mungkin akan hilang separuhnya. 

Jafung itu harus berubah, harus bertransformasi, sekarang ini tidak memadai lagi. Pranata computer, angka kreditnya cuma data entry. Kenapa tidak ada jafung untuk art virtual intelegence, virtual reality design, big data analist ?, "ucapnya.

“Semua bilang jabatan big data analis penting, tapi belum ada satupun instansi di Indonesia yang mengusulkan jabatan itu, artinya banyak jenis jabatan yang akan berubah,” pungkasnya.

Indeks Daya Saing DuniaI

Indonesia lanjut Bima, saat ini berada pada urutan ke 50, pada urutan ini Indonesia juga ditolong oleh Sumber Daya Alam (SDA) sehingga Indonesia masih memiliki daya saing. Tanpa SDA mungkin Indonesia akan semakin jauh terpuruk ke bawah kalau hanya mengandalkan Sunber Daya Manusia (SDM).

Sementara negara Singapore tidak punya SDA tapi berada pada urutan ke 1. Jadi perbedaan kualitas SDM-nya terletak dan bisa dilihat pada daya saing tersebut.

Menurutnya, inovasi itu sebagai kunci keberlanjutan hidup ASN sekaligus survival di masa depan. Kemudian, Indonesia di Asean untuk inovasi berada pada urutan ke 8.

“Padahal kita banyak melakukan inovasi, tetapi dibandingkan negara lain kita masih jauh tertinggal. Inovasi kita masih inovasi yang ala kadarnya, kita sudah bangga kalau kita sudah membuat sedikit perubahan,” ucapnya.

Selanjutnya, Bima menyatakan Indonesia berhak untuk mendapatkan ASN berkelas dunia, guna memberikan pelayanan terbaik, masyarakatnya sejahtera, untuk itu diperlukan sistem rekrutmen mumpuni, generasi yang akan lahir perlu dibentuk.

Seluruh manajemen cycle, akan berubah kompetensinya, jangan hanya berharap pemerintah untuk meningkatkan SDM,namun berusaha mandiri untuk mencari knowledge dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, tinggal kita mau atau tidak. Nick

Berita Provinsi